Biak, Potensi Wisata yang Nyaris Terlupakan

Pulau Biak atau yang dikenal dengan nama Schouten Island, pertama kali ditemukan oleh seorang pelaut Bangsa Belanda yang bernama Willem Corneliszoon Schouten pada tahun 1615-1616. Yang melakukan perjalan dengan rute baru dari Amerika Selatan dengan menghubungkan lautan pasifik dan atlantik. Seperti diketahui bahwa pada tahun 1615 -an pelaut -pelaut dari Bangsa Belanda menguasai perdagangan di wilayah Hindia Belanda yang menggunakan jalur Magellan. Di Amsterdam, Isaac Le Maire melakukan ekpedisi untuk membuka jalur baru pelayaran bersama anaknya Jakob serta seorang veteran kapten pelaut Schouten memimpin pelayaran dengan menggunakan dua buah perahu, dan perahu ke dua adik dari pada saudara laki Schouten, yaitu Jan yang menjadi Kapten Kapal.Ekpedisi itu sukses besar namun tidak diakui pemerintah Belanda pada waktu itu di Batavia (sekarang Jakarta). Schouten dan Le Maire mereka dikembalikan ke Holland. Dalam perjalanan Le Maire meninggal dunia. Namun dokumen perjalanan, peta yang lengkap telah membuktikan bahwa mereka telah menemukan jalur baru pelayaran, namun lebih jauh dari pada jalur pelayaran yang ada saat itu.

Saat pecahnya perang pasifik (Perang Dunia ke II) antara tahun 1939 - 1945, Pulau Biak pernah diduduki oleh tentara Jepang. Yang mana pada saat itu tentara Jepang menguasai hampir Asia Timur, Asia Tenggara, dan kepulauan yang ada di Pasifik. Di Biak juga terjadi perlawanan oleh masyarakat setempat yang di pimpin oleh Angganita Manufandu. Namun perlawanan yang dilakukannya dapat di padamkan oleh tentara Jepang.
Akibat Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di Hawaii, maka tentara Amerika Serikat melakukan perlawan terhadap tentara Jepang di daerah Pasifik dan juga di Papua yang dipimpin oleh Jenderal Douglas McArthur. Sekutu berhasil menggempur Jepang dan dapat merebut kembali daerah - daerah yang dikuasai Jepang sebelumnya. Begitu pula dengan pulau Biak. Karena letak geografis pulau Biak yang strategis maka sang jenderal pun menjadikan Pulau Biak dan sekitarnya sebagai markas pertahanan mereka. Peristiwa itu banyak meninggalkan bukti sejarah di Biak. Seperti di Goa Jepang dimana terdapat sisa - sisa peninggalan Jepang. Pantai Parai hingga sekarang terdapat benda-benda peninggalan perang dunia II dan juga monumen yang dibangun oleh pihak Jepang guna menghormati para prajuritnya yang tewas pada pertempuran di Biak.

Biak Numfor terdiri dari 3 pulau besar, yaitu Biak, Numfor dan Supiori. Namun pada tahun 2003 yang lalu Pulau Supiori telah menjadi sebuah Kabupaten sendiri. Sehingga Biak Numfor merupakan dua buah nama pulau yang tergabung dalam 1 kabupaten yaitu Biak Numfor. Kabupaten Biak Numfor memiliki kondisi wilayah yang strategis di Propinsi Papua, karena terletak diatas Teluk Cenderawasih. Yang mana untuk akses ke kota mana saja di daerah Papua bagian utara sangatlah mudah.


0 komentar:

Posting Komentar